NARASIOTA.COM: Makalah
Makalah Mikologi : Tahapan dan Cara Budidaya Jamur Kancing Sederhana di Rumah

Makalah Mikologi : Tahapan dan Cara Budidaya Jamur Kancing Sederhana di Rumah

Contoh Jurnal dan Makalah Budidaya Jamur Kancing Mudah dan Sederahana di Indonesia

Contoh Jurnal dan Makalah Budidaya Jamur Kancing Mudah dan Sederahana di Indonesia

Kata Pengantar


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul "Tahapan Budidaya Jamur Kancing (Agaricus bisporus)" tepat waktu. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ummat manusia dari zaman yang gelap gulita menuju zaman yang terang benderang, dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Dalam peyusunan makalah ini tentu tidak luput dari hambatan dan rintangan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak Alhamdulillah hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk peyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini, dan makalah-makalah berikutnya.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan sserta pengalaman pembaca tentang tahapan-tahapan dalam membudidayakan jamur.

                                                

                                                                                                               Bekasi, 05 Mei 2023

 

 

             Penulis

 

DAFTAR ISI

 

COVER

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG.................................................................................................. 1

B.    RUMUSAN MASALAH.................................................................................................. 3

C.    TUJUAN.................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI.............................................................................. 4

B.    MORFOLOGI JAMUR KANCING........................................................................................... 5

C.  KANDUNGAN NUTRISI DAN MANFAAT........................................................................ 6

D.    TAHAPAN BUDIDAYA JAMUR KANCING....................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A.    KESIMPULAN ................................................................................................ 12

B.    SARAN................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 13



BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara agraris, dan sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani yang ditunjang dengan lahan pertanian yang subur dan mempunyai kawasan hutan yang luas dan terkenal akan hasil produksi kayunya. Hasil kayu tersebut dimanfaatkan sebagai industry, akan tetapi sebagian besar petani dan masyarakat Indonesia kurang jeli dalam memanfaatkan hasil limbah industri. Misalnya pemanfaatan limbah dari bidang industri penggergajian yang sering menimbulkan masalah, di antaranya dapat mengganggu kesehatan dan polusi. Salah satu cara menanggulangi masalah tersebut adalah dengan memanfaatkan limbah industri, misalnya dari hasil produk kayu bisa digunakan sebagai substrat atau media jamur. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian mayoritas penduduknya. Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari kontribusi dominan sektor pertanian khususnya dalam pemantapan ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan.

Salah satu komoditi pertanian yang dibudidayakan dan mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi adalah jamur. Jamur merupakan jenis tanaman yang sudah dikenal lama oleh masyarakat karena keberadaan jamur sebagai salah satu bahan pangan. Jamur dapat dikatakan sebagai pertanian organik karena dalam proses penanamannya tidak memerlukan penambahan bahan kimia. Keunggulan tersebut menjadikan jamur sebagai salah satu makanan yang disenangi masyarakat, akan tetapi tidak semua jenis jamur dapat dikonsumsi karena ada beberapa jenis yang mengandung racun seperti jamur amanita, psalliota, dan pholiota. Pada awalnya sebelum dibudidayakan, jamur ditemukan di alam liar yang tumbuh di kebun, tegalan atau pekarangan rumah. Sejalan dengan kebutuhan manusia beberapa jenis jamur mulai dibudidayakan. Jamur konsumsi yang dibudidayakan seperti jamur merang, jamur tiram, jamur kancing, jamur kuping, dan jamur cokelat hitam. Jamur merupakan tanaman yang tidak mempunyai klorofil sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur digolongkan sebagai tanaman heterotrofik, karena jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan, seperti selulosa, glukosa, lignin, protein, dan senyawa pati dari organisme lain. Jamur telah dikenal dan populer sebagai bahan makanan lezat sejak abad XIV Masehi. Jamur dinilai mengandung karbohidarat, berbagai mineral seperti kalsium, kalium, fosfor, dan besi serta vitamin B, B12 dan C. Kandungan protein (10,5-30,4%) yang terdapat pada jamur lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lain yang juga berasal dari tanaman, yakni protein jamur dua kali lebih tinggi daripada asparagus dan kentang, empat kali lebih tinggi daripada wortel dan tomat dan enam kali lebih tinggi daripada jeruk.

Perkembangan pembudidayaan jamur konsumsi dan jamur berkhasiat untuk obat diawali oleh negara Cina yang kemudian menyebar ke beberapa negara tetangga khususnya Korea, Myanmar, Jepang, Taiwan, Indonesia, dan juga Malaysia. Pada awal abad ke–20 Perancis mempelopori pembudidayaan jamur kancing (Champignon) dengan teknologi moderen yang kemudian diikuti oleh Cina, Taiwan, Vietnam, dan Fhilipina untuk jamur merang. Jenis jamur tiram yang juga sudah berkembang luas di Cina ikut berkembang di beberapa negara seperti Jepang Fhilipina, Taiwan, Malaysia dan Singapura. Perkembangan budidaya jamur dunia yang sangat maju pesat di kawasan Eropa adalah jamur kancing yang kemudian meluas sampai ke Amerika dan Australia.

Jamur merupakan makanan yang memiliki banyak manfaat ketika di konsumsi karena mengandung beberapa mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan mineral jamur tersusun oleh K, P, Ca, NA, Mg, Cu dan beberapa elemen mikro. Perkembangan usaha tani jamur di Indonesia dimulai sejak tahun 2003, dominasi produksi yang dihasilkan adalah jamur tiram. Sentra produksi jamur di NTB khususnya di Lombok saat ini sudah sangat banyak ditemukan. Luas panen dan produksi yang meningkat serta beragamnya kreasi produk yang berkembang mengindikasikan bahwa konsumsi jamur saat ini semakin diminati dan menunjukkan bahwa usaha tani jamur merupakan peluang bisnis yang menguntungkan, sehingga di berbagai daerah banyak bermunculan usaha tani jamur (Setyawati, 2011). Kemajuan teknologi membantu kita dalam membuat alat yang dapat mengukur kelembapan media tanam Jamur Tiram. Sehingga petani nantinya lebih dimudahkan dalam mengontrol kelembapan media tanam Jamur Tiram dan dapat mengoptimalkan hasil budidaya mereka.

 

B.    Rumusan masalah?

1.      Apa pengertian jamur kancing dan klasifikasinya?

2.      Bagaimana morfologi jamur kancing?

3.      Apa saja kandungan nutrisi dan manfaat jamur kancing?

4.      Bagaimana tahapan-tahapan dalam membudidayakan jamur kancing?

 

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui apa itu jamur kancing beserta klasifikasinya

2.      Mengetahui bagaimana morfologi jamur kancing

3.      Mengetahui kandungan nutrisi dan manfaat jamur kancing

4.      Dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam membudidayakan jamur kancing

 

 

BAB 2

PEMBAHASAN

 

 

A.     PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI

Jamur kancing adalah salah satu jenis jamur pangan atau konsumsi yang di kenali banyak masyarakat yang memiliki bentuk hampir menyerupai kancing. Jamur kancing ini banyak dikenal dengan sebutan dengan jamur kompos (champignon), table mushroom, common mushroom atau cultivates mushroom, dan juga di kenal di negara Perancis dengan sebutan champignon de paris. Secara umum, jamur kancing ini memiliki warna yang sangat beragam dan juga bervariasi mulai dari warna putih, krem, atau coklat muda. Jamur kancing ini di perkirakan berasal dari perancis abad ke-17 yang menyebar luas ke berbagai daerah dan wilayah hingga saat ini. Dikarenakan bentuknya yang mirip dengan kancing baju, maka disebutlah jamur ini sebagai jamur kancing. Berdasarkan sebuah pakar botani jamur kancing ini dapat diklasifikasi sebagai berikut:


Kingdom             : Fungi

Divisi                  : Basidiomycota

Kelas                  : Homobasidiomycetes

Ordo                   : Agaricales

Famili                 : Agaricaceae

Genus                 : Agaricus

Spesies               : Agaricus bisporus

 

B.      MORFOLOGI JAMUR KANCING    

Makalah Mikologi : Tahapan dan Cara Budidaya Jamur Kancing Sederhana di Rumah

Makalah Mikologi : Tahapan dan Cara Budidaya Jamur Kancing Sederhana di Rumah

Morfologi jamur kancing ini adalah memiliki tudung berbentuk kancing, berwarna putih bersih, krem atau coklat muda, tidak memiliki klorofil, tangkai yang pendek terletak dibagian sentral tudung, tudung merupakan tubuh buah dari jamur, vulva adalah helaian yang membungkus tangkai jamur, memiliki serabut-serabut akar untuk melekat pada substrat, tubuhnya terdiri dari hifa–hifa yang membentuk miselium.

Jamur kancing ini memiliki ciri-ciri fisik dan stuktur yang membedakan dari jamur lainnya. Tubuh dari tanaman ini terbagi menjadi dua bagian yaitu miselium dan buah:

1.      Miselium

Miselium dari jamur kancing ini merupakan bagian vegetatif yang ada di bagian bawah. Bagian ini menyerap bahan makanan dari bahan organik yang ditempati atau ditumbuhi oleh jamur kancing. Pada bagian miselium terbagi menjadi dua bagian  yaitu vulva dan akar.

a.     Pertama, bagian vulva dari jamur kancing terletak pada bagian bawah jamur kancing. Vulva ini merupakan bagian pembungkus yang ada di dekat akar.

b.   Kedua, pada bagian akar jamur kancing tergolong akar serabut yang melekat pada substrat.

 

2.      Buah

Bagian ini merupakan bagian tubuh jamur kancing yang ada di atas tanah atau bahan organik yang ditempati jamur kancing. Bagian buah ini terdiri dari beberapa bagian lagi, yaitu:

a.       Tudung Jamur Kancing

Bagian tudung atau pileus ini adalah bagian yang seringkali dianggap oleh banyak orang mirip dengan bentuk kancing baju. Warna dari tudung ini kebanyakan putih, namun ada juga yang krem, dan coklat muda. Saat jamur kancing masih muda, bagian tudung ini diselimuti oleh selaput. Kemudian, saat jamur kancing tumbuh dewasa, selaput tersebut akan pecah. Bagian tudung ini juga merupakan bagian pelindung untuk tubuh jamur kancing.

b.       Bilah Jamur Kancing

Bagian selanjutnya dari jamur kancing adalah bilah atau lamella. Bilah ini ini terletak di bawah bagian tudung dengan bentuk helaian yang berbilah-bilah. Fungsi dari bilah ini adalah untuk memberikan dukungan pada tudung jamur.

c.       Cincin Jamur Kancing

Bagian yang ketiga dari jamur kancing ini disebut sebagai cincin atau annulus dikarenakan bentuknya yang melingkari tangkai jamur. Cincin ini terbentuk saat tudung jamur terpisah dari bilah saat tumbuh dewasa.

d.       Tangkai Tubuh Jamur Kancing

Tangkai dari jamur kancing memang relatif pendek. Tangkai ini juga disebut sebagai tempat hidup bagian buah dari jamur kuping. Bentuk dari tangkai ini adalah tegak secara vertikal dan terletak di bawah permukaan dari tudung.

C.      KANDUNGAN NUTRISI DAN MANFAAT

Kandungan gizi jamur kancing yakni terdapat mineral, vitamin B, potassium, sodium, kalori yang rendah (bahkan, beberapa juga menyebut jika jamur kancing juga memiliki kandungan bebas lemak), air, natrium, kalium, karbohidrat, gula, protein, vitamin C, kalsium, zat besi, vitamin D, vitamin B6, vitamin B12, magnesium, zinc, folat, biotin, selenium, fosfor, antioksidan, dan beta-glucan. Dari berbagai nutrisi yang terkandung dalam jamur kancing, karbohidrat dan vitamin adalah yang paling aktif untuk kesehatan tubuh.

Beberapa manfaat mengkonsumsi jamur kancing antara lain:

  • ·       Vitamin B6 baik untuk mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh dan mengurangi masalah kardiovaskular.
  • ·       Vitamin D berfungsi untuk menyerap dan mempertahankan kalsium dan fosfor yang berperan penting untuk tulang.
  • ·       Fosfor memiliki peran penting dalam aktivasi enzim dan penyimpanan energi intraseluler.
  • ·       Kandungan selenium membantu mencegah peroksidasi lipid yang mempengaruhi radikalisasi oksigen dan sangat baik untuk kelenturan pergerakan sperma.
  • ·       Meningkatkan Sistem Imun Tubuh
  • ·       Kandungan berbagai polisakarida dalam jamur kancing juga memiliki kemampuan untuk mengaktifkan makrofag yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Makrofag merupakan salah satu sel fagosit yang memiliki peran utama dalam respon inflamasi kronis atau inflamasi yang berlangsung lama. Jamur bekerja dengan cara merangsang sel imun bawaan (seperti monosit), sel natural killer, dan sel dendritik dalam meningkatkan imunitas tubuh. Aktivitas ini diduga muncul karena adanya polisakarida dengan berat molekul tinggi (beta-glukan) dalam komposisi jamur.
  • Kaya akan serat:
  • ·       Serat juga dikenal sebagai prebiotik sehingga memiliki efek yang baik pada sistem pencernaan. Menurut Food and Drug Administration (FDA) dan Institute of Medicine (IOM), manfaat lain dari asupan serat yang tinggi adalah peningkatan efek pencahar atau kemudahan buang air besar.
  • ·       Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular
  • ·       Penurunan glukosa darah postprandial (gula darah setelah makan)
  • ·       Rasa kenyang meningkat
  • ·       Sistem pencernaan yang sehat
  • ·       Dapat digunakan sebagai terapi ajuvan atau hormon untuk pasien penderita kanker (Jamur kancing bekerja untuk menekan aktivitas aromatase dan biosintesis estrogen secara in vitro dan in vivo (tabung reaksi dan kondisi mamalia), sebagai agen penurun risiko kanker payudara yang potensial. Inhibitor aromatase juga disebut terapi hormon atau adjuvant pada pasien kanker payudara pascamenopause, yang bertujuan untuk mencegah sel kanker dirangsang oleh estrogen. Polisakarida jamur atau Beta-glukan dianggap mampu melepaskan aktivitas anti-tumor terutama melalui aktivasi modulasi kekebalan. Modulasi imun adalah perubahan sistem imun yang melibatkan aktivasi tidak langsung sistem imun alami pasien terhadap pathogen).
  • ·       Banyak sumber menggambarkan keunggulan jamur kancing sebagai anti inflamasi
  • ·       Bermanfaat dalam pencegahan radang sendi dan tingkat keparahan efeknya.
  • ·       Jamur kancing memiliki tindakan protektif terhadap erosi

 

D.      TAHAPAN BUDIDAYA JAMUR KANCING


Untuk membudidayakan tanaman jamur kancing, dibutuhkan beberapa kondisi tertentu supaya jamur bisa tumbuh dengan baik. Pada daerah dengan dataran rendah, jamur kancing cocok ditanam pada suhu 24-27 °C dengan tingkat kelembaban sekitar 90 sampai 100. Sedangkan, pada daerah dengan dataran tinggi, suhu yang sesuai adalah 29-30 °C. Mengingat jamur kancing termasuk jenis jamur saprofit, maka jamur ini bisa tumbuh pada substrat organik yang mengalami pengomposan.

Berikut tahapan-tahapan dalam proses pembudidayaan jamur kancing:

1.      Persiapan Bibit

Langkah pertama dalam cara budidaya jamur kancing adalah memilih bibit yang berkualitas (agar lebih mudah dan praktis, disarankan untuk membeli bibit jamur kancing siap pakai).

2.      Menyiapkan Media Tanam

Setelah mendapatkan bibit siap tanam, buatlah media tanam untuk jamur kancing. Pembuatan media tanam yani dengan cara mencampur bekatul dan dolomit. Lalu tambahkan urea, ZA, dan TSP untuk menambah kandungan fosfor, nitrogen, serta kalium pada media tanam. Bahan-bahan tersebut akan membantu meningkatkan kesuburan media tanam jamur kancing.

3.      Pengomposan

Dalam cara budidaya jamur kancing, langkah yang tak boleh dilewatkan adalah pengomposan. Pengomposan ini dilakukan untuk mematikan mikroba-mikroba liar yang mengganggu.

Berikut cara melakukan pengomposan media tanam:

  • ·     Potong jerami sekitar 10-15 sentimeter, cuci bersih, dan keringkan hingga cukup kering (kelembapan sekitar 65 persen).
  • ·     Susun jerami dengan ketinggian 10-15cm, lalu taburkan media tanam berupa campuran bekatul dan dolomit. Susun selang-seling antara jerami, bekatul, dan dolomit.
  • ·     Keesokan harinya campurkan jerami, kapur dolomit dan bekatul dibolak-balik, lalu urea. Kalau kelembapannya belum berkurang, segera tambahkan air secukupnya. Usahakan media tanam tidak sampai mengering.
  • ·     Setelah itu tambahkan ZA pada hari ke-6 dan TSP pada hari ke-10, aduk campuran hingga merata. Diamkan sampai hari ke 12-17

4.      Sterilisasi Media dalam Kumbung

Sterilisasi dilakukan untuk menyempurnakan proses pengomposan serta menetralkan gas-gas beracun yang terdapat di dalam kumbung atau rumah jamur. Berikut cara-caranya:

  • ·       Bersihkan kumbung
  • ·       Masukkan media tanam yang telah siap ke dalam kumbung dengan disusun di atas rak-rak. Media tanam disusun di atas rak dengan ketebalan sekitar 15 cm.
  • ·       Alirkan uap air menggunakan pipa uap air dari mesin pemanas sampai suhu ruangan kumbung meningkat sekitar 65-70°C. Saat proses penguapan, pastikan ventilasi kumbung tertutup rapat supaya tidak ada uap yang bocor keluar.
  • ·       Saat suhu mencapai 65-70°C, pertahankan suhu hingga 8 jam.
  • ·       Setelah 8 jam, buka ventilasi kumbung agar suhu menurun hingga 40-45°C. Selama ventilasi dibuka, jaga suhu tetap stabil sekitar 70 jam.
  • ·       Proses sterilisasi bisa diakhiri dengan membuka ventilasi hingga suhunya menurun ke 32°C.
  • ·       Proses sterilisasi juga bisa dilakukan di rumah pengomposan dengan cara menutup media tanam dengan plastik agar suhu medianya meningkat. Setelah suhu meningkat sampai 60°C, jaga suhunya sekitar 12 jam.
  • ·       Lalu, masukkan media tanam tersebut ke dalam rumah kumbung dengan suhu 45-50°C, pertahankan suhu tersebut selama 40 jam, dan dinginkan kumbung hingga suhu 32°C.

5.      Penanaman Bibit

  • ·   Proses penanaman bibit dalam cara budidaya jamur kancing dilakukan saat suhu kumbung berada pada 32°C.
  • ·      Bibit ditanam dengan cara ditembakkan ke media tanam yang sudah disiapkan.
  • ·      Jumlah bibit yang disebar tidak mempengaruhi jumlah jamur yang dihasilkan.
  • ·      Setelah 12-14 hari, miselium akan mulai tumbuh di sekitar media tanam.

 

6.      Casing

Casing adalah proses pelapisan tanah dengan ketebalan sekitar 3-5 sentimeter, dengan tujuan untuk merangsang pertumbuhan tubuh jamur kancing, membantu penguapan air, dan mengurangi kerusakan media kompos. Pelapisan ini dilakukan di atas media yang sudah ditumbuhi miselium. Berikut ini ciri-ciri tanah yang baik untuk proses casing:

  • ·       Tanah harus berwarna coklat dan berpori
  • ·       Memiliki pH sekitar 6,2-8
  • ·       Bebas dari penyakit
  • ·       Tanah disterilisasi pada suhu 70°C selama 3-4 jam atau diberi formalin 40 persen sebanyak 2 liter per meter kubik tanah
  • ·       Setelah 9-14 hari selepas proses casing, tubuh jamur kancing akan mulai muncul
  • ·       Selama proses pertumbuhan, buka ventilasi kumbung agar proses pertumbuhan lebih cepat

7.      Panen

Jamur kancing bisa dipanen setelah 3 hari masa pertumbuhan tubuh jamur. Pastikan masa panennya tepat, sebab jika telat panen jamur akan lebih cepat membusuk dan layu.


 

BAB III

PENUTUP

 

A.    KESIMPULAN

Berdasaran uraian materi di atas, dapat diambil kesimpulan yakni:

1.     Jamur kancing adalah salah satu jenis jamur pangan atau konsumsi yang memiliki bentuk hampir menyerupai kancing, dan banyak dikenal dengan sebutan jamur kompos (champignon).

2.     Morfologi jamur kancing ini adalah memiliki tudung berbentuk kancing, berwarna putih bersih, krem atau coklat muda, tidak memiliki klorofil, tangkai yang pendek terletak dibagian sentral tudung, tudung merupakan tubuh buah dari jamur, vulva adalah helaian yang membungkus tangkai jamur, memiliki serabut-serabut akar untuk melekat pada substrat, tubuhnya terdiri dari hifa–hifa yang membentuk miselium.

3.     Kandungan gizi jamur kancing yakni terdapat mineral, vitamin B, potassium, sodium, kalori yang rendah (bahkan, beberapa juga menyebut jika jamur kancing juga memiliki kandungan bebas lemak), air, natrium, kalium, karbohidrat, gula, protein, vitamin C, kalsium, zat besi, vitamin D, vitamin B6, vitamin B12, magnesium, zinc, folat, biotin, selenium, fosfor, antioksidan, dan beta-glucan, yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.

4.     Tahapan-tahapan dalam proses budidaya jamur tiram adalah: persiapan bibit, menyiapkan media tanam, pengomposan, sterilisasi media dalam kumbung, penanaman bibit, casing, kemudian panen.

 

B.    SARAN

Masyarakat perlu membuat usaha budidaya jamur kancing dikarenakan tidak terlalu sulit dalam prosesnya, demi meningkatkan nilai perekonomian dan untuk mengantisipasi serta mengatasi masa resesi yang diperkirakan akan datang.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Agrotek. 2020. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jamur Kancing. Tersedia di (Online). https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-jamur-kancing/ . Diakses pada 03 Januari 2023

Anonim. 2011. Budidaya Jamur Kancing (Champignon). Tersedia di (Online). https://berbisnisjamur.com/budidaya-jamur-kancing-champignon/ .Diakses pada 03 Januari 2023

Aroyandini, Elvara Norma. 2020. Keanekeragaman Jamur di Agrowisata Jejamuran sebagai Sumber Belajar Biologi Berbasis Potensi Lokal. Tersedia di (Online). http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/bioedDOI:https://doi.org/10.37058/bioed.v5i2.2336 . Diakses pada 03 Januari 2023

Kurniawan, Fredi. 2016.Klasifikasi dan Morfologi Jamur Kancing. Tersedia di (Online). https://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-jamur-kancing/ . Diakses pada 03 Januari 2023

Putra, Arif. 2020. Manfaat Jamur Kancing untuk Kesehatan, Apa Saja?. Tersedia di (Online). https://www.sehatq.com/artikel/jamur-kancing-adalah-jamur-yang-bernutrisi-dan-bermanfaat. Diakses pada 03 Januari 2023

Zulfikar, Alya. 2022. Cara Budidaya Jamur Kancing Yang Benar, Cocok Jadi Bisnis Rumahan!. Tersedia di (Online). https://berita.99.co/cara-budidaya-jamur-kancing/ . Diakses pada 03 Januari 2023

Formulir Kontak